eskalasi harga atau perubahan harga akan dilakukan oleh produsen bukan peritel, peritel ini kan ada di sektor hilir
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengatakan, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS akan berpengaruh terhadap produk-produk ritel yang bahan baku dan bahan penolongnya bergantung pada impor, seperti kedelai dan gula.
Roy menyebutkan, penguatan dolar membuat supplier atau produsen harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk menembus bahan baku dan barang penolong yang diimpor, dibandingkan dengan sebelumnya.
"Peritel nggak menaikkan harga, tapi karena mereka dari produsen, supplier menaikkan harga bahan baku dan penolongnya naik, otomatis akan terdampak ke hilir karena eskalasi harga atau perubahan harga akan dilakukan oleh produsen bukan peritel, peritel ini kan ada di sektor hilir," ujar Roy di Jakarta, Jumat.
Namun demikian, Roy mengatakan bahwa tidak semua produk ritel mengalami kenaikan harga. Ia menegaskan hanya barang yang memiliki kandungan bahan baku impor yang berpotensi mengalami kenaikan.
Roy menyebut, produk-produk yang mengandung bahan baku kedelai seperti tahu dan tempe, berpotensi mengalami kenaikan karena masih harus melakukan importasi dari Amerika Latin.
Selain itu, produk pakaian juga akan mengalami kenaikan lantaran Indonesia masih mengimpor kapas.
"Bahan baku, bahan penolongnya naik, bayar dolar-nya lebih tinggi, itu yang akan terjadi. Tapi tidak pada semua produk, karena tidak semua produk impor, tapi yang ada kandungan bahan baku dan penolongnya impor pasti akan berdampak kepada harga jual," katanya.
Kenaikan harga barang, sebut Roy, bukan baru kali ini terjadi. Menurutnya, pemerintah harus bergerak cepat untuk melakukan mitigasi agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
Roy mengatakan, apabila daya beli masyarakat turun maka pertumbuhan ekonomi juga ikut berpengaruh,
"Pemerintah harus bergerak cepat untuk melakukan mitigasi, bantuan langsung tunai jangan berhenti, bansos harus tetap jalan untuk mendukung daya beli masyarakat," ucap Roy.
Baca juga: Kantar: Belanja rumah tangga masyarakat tumbuh 9 persen pada kuartal I
Baca juga: Kemenperin sebut IKM sulit tembus ritel karena standar kemasan
Baca juga: Pemerintah bidik penjualan hingga Rp20 triliun SBR013
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024